Menumpang perasaan
Perempuan itu dikit-dikit baper, laki-laki baik sedikit dikiranya suka, perhatian dikiranya sayang beneran, akrab chattingan mikirnya dia mau kamu. Dasar. Perempuan emang suka banget menumpangkan perasaannya sama kebaikan laki-laki.
Heyyyyyy
Kamu bilang menumpangkan perasaanya sama kebaikan laki-laki?
Bagaimana bisa dia menumpang kalau nggak diberi tumpangan? Bagaimana dia bisa masuk kehatimu kalau sengaja kamu beri celah?
Bagaimana bisa dia dianggap baperan kalau kebaikan yang kamu berikan berbentuk perhatian, goda-godaan Dengan dalih candaan, yang lama-lama berubah jadi sebuah harapan.
Dan ketika dia sudah merasa nyaman kemudian mengungkapkan sebuah perasaan yang selama ini ia tahan, kamu malah bilang
"Jangan tumpangkan perasaan terhadap apa yang aku buat. Bukankah seorang teman akan mendengarkan cerita temannya yang kesusahan?"
Teman. Teman katamu.
Dari caraku membalas pesanmu, dari mataku yang memandangmu, mungkin bahkan tidak kukatakan,kamu tahu, aku menyukaimu dan itu bukan suka sebatas teman. Seharusnya, kalau aku tau kebenaran jika aku hanya ingin jadi teman ceritamu, aku tak meneruskan perasaan ini.
Dan kalau kamu berpikir aku hanya menumpangkan perasaanku padamu dan kamu keberatan. maaf.
Tidak akan kuulangi lagi. Dan Terima kasih karena menjadi tempat menumpang yang nyaman sebelumnya. Tidak ada yang bisa kupaksa untuk dibawa pulang, hanya ada rasa kecewa, marah, dan sendu yang tersisa di sana.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Dibaperin aja dulu, ninggalinnya kemudian.
Ohh gitu..
#Hukumankawalan #TautanNarablogMei #Ngeblog14hari
Comments
Post a Comment