HOME



Sudah lama aku tidak pulang ke rumah. Terhitung dari awal Juni tahun lalu sampai aku menulis ini untungnya aku sudah di Rumah. Begitu cepat waktu terlewati sampai-sampai aku sendiripun masih bertanya-tanya, aku kah yang melewati itu semua? Hey, memang benar aissy. Kamu yang melewatinya. Kamu:) 

Karena Allah yang menolongmu, Karena doa orangtuamu, karena semangat dari teman-temanmu. 


Aku sangat menghargai setiap proses yang kulakukan dan itu takkan pernah terlupakan. Proses yang mengantarkan pada hidup yang kata orang "kehidupan sesungguhnya".

Ya, setelah meninggalkan kampus tercinta dan lama tak bertemu keluarga di rumah. Aku pun pulang:) 


Bertemu ibu yang kupeluk dengan erat. Dua keponakan yang menyerbu tas besar yang isinya hadiah untuk mereka. Kakakku yang memakan oleh-oleh bawaanku. Aku banyak meninggalkan sesuatu di Kota tempat aku kuliah. Pekerjaan, teman-teman, wadah belajarku, bahkan ada dua panggilan interview kerja yang mengharuskan kehadiranku besok. Ibu bilang " masa baru nyampe balik lagi? Capek, sudahlah istirahat dulu, hari minggu liburan. Itu interviewnya berarti nggak rezeki".


Dilema:) 

Aku mendengarkan kata ibu. Kulepas dengan ikhlas. 


Selanjutnya aku makan makanan ibu. 

Sayur lodeh dengan ikan rebus kecil sudah terasa nikmat sekali. Apalagi makan disamping ibu. Setelah makan kami bercerita tentang apa yang mau kuceritakan. Memori terbuka kembali, tak terasa sampai magrib juga dan kami masuk ke dalam rumah. Ketika ayah pulang ke rumah, dia memelukku erat. Ketika hendak isya pun, ia juga memelukku erat. Dia tak berubah:) selalu begitu. 


Rumah ini tidak banyak berubah. Hanya beberapa posisi barang yang dipindahkan agar keliatan lebih rapi saja yang berbeda. Rumah sederhana yang sering dihina. Rumah sederhana yang tidak meyakinkan bahwa ada orang tua yang sanggup menyekolahkan kesepuluh anaknya sampai perguruan tinggi. Rumah yang setiap sore penuh anak-anak yang belajar membaca Al-Quran. Rumah yang menemaniku sampai dewasa. Rumah yang kuharap tetap menjadi sebuah rumah. 


Hufff 

Aku selalu menunda pulang. Selalu saja. Dan akhirnya aku pulang juga. Ini sekarang lagi ngetik ditemani suara khas jangkrik pedesaan dan dinginnya malam. Menulis ini sambil menahan tangis. Ah, entah kenapa. 


Apapun yang terjadi, besok, lusa, nanti, aku ingin selalu dengan keluargaku. Aku pernah berpikir bahwa aku bisa hidup tanpa mereka. Tapi aku menyadari betapa bodohnya aku berpikir seperti itu dan akan merasa menjadi orang yang paling bodoh di dunia ini kalau itu benar-benar aku lakukan. Aku tidak akan pernah meninggalkan mereka. 

Di akhir dunia nanti, pada kehidupan yang baru, aku ingin sekali berkumpul bersama keluarga absurdku ini. 

Dengan selamat, bahagia, abadi. 

Di Surga. 

Aamiin. 


Comments

Popular posts from this blog

11 Drama Korea kesayangan Aissy

H O P E

6 Drama Melayu kesayangan Aissy